Rabu, 03 Desember 2008

Bahaya Pemalsuan Hadis Atas Nama Nabi saw.


<<<<<<< Kaisar Muawiyah

Bahaya Pemalsuan Hadis Atas Nama Nabi saw.

Para Pemalsu Yang Shaleh

Pemalsuan hadis Nabi saw. tidak terbatas hanya dilakukan musuh-musuh Islam, kaum munafikin dan penyandang ide-ide sesat, akan tetapi, seperti telah disinggung, kaum “Shalihin” juga berperan aktif dalam melakukan pemalsuan hadis atas nama Rasulullah saw. Mereka melakukannya dengan anggapan mereka berbuat baik kepada agama dan mangharap pahala dari Allah SWT! Apabila ada yang bertanya kepada salah seorang dari mereka mengapa kamu membuat-buat kebohongan atas nama Nabi saw.?! Ia dengan penuh percaya diri mengatakan saya sedang berbuat baik untuk Nabi saw., karena dengan itu saya mengarahkan umat kepada agama beliau! Saya tidak berbohong yang merugikan beliau, tetapi justru menguntungkan agama beliau! Ibnu Hajar berkata, “Dan sebagian kaum bodoh telah tertipu, mereka membuat-buat hadis palsu tentang anjuran dan ancaman, mereka berkata, ‘Kami tidak berbohong yang merugikan Nabi saw., akan tetapi kami melakukannya untuk menguatkan syari’at beliau!’ [1]

Mereka adalah paling berbahayanya para pemalsu, sebab banyak orang tertipu dengan polesan luar kezuhudan dan kesalihan mereka. Ketika menerangkan macam-macam pemalsu hadis, An-Nawawi dan As-Suyuthi menerangkan: “Para pemalsu itu bermacam-macam, yang paling besar dampak bahayanya adalah kaum yang dianggap zuhud, mereka memalsu hadis dengan anggapan mencari pahala (di sisi Allah), oleh karenanya hadis-hadis palsu mereka diterima karena kepercayaan orang terhadap mereka”. Oleh sebab itu Yahya ibn Al-Qaththân berkata, “Aku tidak menyaksikan kebohongan pada sebuah komunitas lebih banyak dari komunitas kaum yang dinisbatkan (dianggap) saleh”. Salah satu contoh hadis palsu produk mereka adalah apa yang diriwayatkan Al-Hakim dengan sanadnya dari Abi Ammar Al Marwazi, dikatakan kepada Abu Ishmah Nuh ibn Abi Maryam:

“Dari manakah kamu peroleh hadis tentang keutamaan surah demi surah Al-Qur’an ini dari jalur Ikrimah dari Ibnu Abbas, sementara murid-murid Ikrimah tidak ada yang meriwayatkannya? Ia menjawab, “Aku menyaksikan orang-orang telah berpaling dari Al-Qur’an dan mereka sibuk dengan fikih Abu Hanifah, kitab sejarah Ibnu Ishaq maka saya buatkan hadis ini dengan harapan mendapat pahala”.

Perlu diketahui tentang Abu Ishmah Nuh ini, bahwa ia adalah seorang ulama yang telah menguasai banyak disiplin ilmu Islam, tetapi sayang ada satu yang tidak ia miliki yaitu kejujuran. Ibnu Hibban berkata, “Ia mengumpulkan segala sesuatu kecuali kejujuran”. Al Dzahabi berkata, “Ia digelari Al Jaami’ (yang merangkum) sebab ia belajar fikih dari Abu Hanifah dan Ibnu Abi Laila, belajar hadis dari Hajjaj ibn Arthah, belajar tafsir dari Al Kalbi dan Muqatil, dan belajar sejarah Islam dari Ibnu Ishaq… ia menduduki jabatan sebagai qadhi, jaksa tinggi di kota Maru, ia berumur panjang dan mampu mengumpulkan banyak kesempurnaan kecuali kejujuran”.

Nama-nama Para Pemalsu Yang Shaleh

1. Abu Daud Al Nakha’i

Contoh lain pamalsu hadis yang shaleh adalah Abu Daud Al Nakha’i. Ia adalah seorang yang paling panjang bangun malamnya, paling banyak puasa di siang harinya, tetapi ia gemar memalsu hadis!

2. Abu Bisyri Ahmad ibn Mumahhad Al Faqîh Al Marwazi

Ibnu Hibban berkata, “Abu Bisyri Ahmad ibn Mumahhad Al Faqîh Al Marwazi salah satu yang paling gigih dalam membela sunnah dan paling tegas terhadap yang menyalahinya, tetapi ia gemar membuat hadis-hadis palsu.”

3. Wahb ibn Hafsh

Ibnu Adiy berkata, “Wahb ibn Hafsh termasuk kaum Shalihin, ia pernah berdiam diri tidak berbicara kepada siapapun selama dua puluh tahun, tetapi ia suka berbohong dalam hadis dengan kebohongan yang keji”. [2] 4. Harb ibn Maimûn al Abdi

Harb ibn Maimûn al Abdi; Abu Abdillah al Bashri, seorang mujtahid, abid (ahli ibadah), tetapi ia paling pembohongnya orang. [3]

5. Haytsam ath Thâi

Haitsam ibn Adi ath Thâi (W:207H), seorang pembohong besar, tidak bernilai sedikitpun. Budak wanitanya bertutur, “Tuanku selalu bangun di malam hari untuk salat, dan apabila masuk waktu pagi ia duduk (di majlisnya) mengobral kebohongan. [4]

6. Muhammad ibn Ibrahim asy Syâmi.

Muhammad ibn Ibrahim asy Syâmi; Abu abdillah, ia digelari az zahid (seorang yang zuhud). Ia adalah seorang kadzdzâb, wadhdhâ’, punya kebiasa memalsu hadis. Rata-rata hadisnya adalah tidak pernah dihafal muhaddis lain. Tidak halal meriwayatkan darinya kecuali untuk mengambil pelajaran dari kepalsuannya. Ia terhitung dari kaum zuhud. [5]

7. Al Hâfidz Abdul Mughîts al Hanbali.

Nama lengkapnya Abdul Mughîts ibn Zuhair ibn Alawi al Harbi al Hanbali al Baghdadi (W.583H). salah seorang huffâdz (ahli hadis kelas atas). Para ulama mensifatinya dengan amanat, kesalihan, kesunguhan dalam ibadah dan berpegang dengan Sunnah.Kendati demikian ia mengarang sebuah buku tentang keutamaan Yazid ibn Muawiyah, yang di dalamnya ia penuhi dengan hadis-hadis palsu. Ibnu Jawzi menulis sebuah buku sebagai bantahan atasnya dengan judul ar Radd ‘ala al Muta’shshib al ‘anîd al Mâni’ min Dzammi Yazîd (Bantahan atas orang yang Fanatik lagi Degil Yang Melarang Mengecam Yazid) [6]

8. Mu’alla ibn Shubaîh

Mu’alla ibn Shubaih al Mûshili. Ibnu Ammar berkata tentangnya, “Ia tergolong ahli ibadah warga kota Mosel. Ia gemar memalsu hadis dan berbohong.” [7]

9. Mu’alla ibn Hilâl

Mu’alla ibn Hilal ibn Suwaid ath Thahhân al Kûfi al ‘Abid (sang ahli ibadah) ia seorang pembohong besar yang sangat terkenal dengan kegemaran memalsu hadis. Ahmad berkata, “Semua hadis riwayatnya adalah palsu.” [8]

10. Muhammad ibn ‘Ukâsyah

Muhammad ibn ‘Ukâsyah al Kirmâni, pembohong besar, pemalsu hadis dan menyampaikan hadis-hadis bathil. Ia seorang yang mudah menangis (karena terharu) sehingga dikenal dengan gelar itu. Jika ia membaca Al qur’an ia menetetskan air mata dan menangis. Telah dinukil dari al Hafidz as Sirri ia berkata, “Ahmad al Juwaibari, Muhammad ibn Tamî dan Muhammad ibn ‘Ukâsyah telah memalsu hadis atas nama Rasulullah saw. Sebanyak 10 ribu hadis.” [9]

Dalam at Tidzkâr-nya:155, al Qurthubi menggolongkannya dalam kelompok para pemalsu hadis demi merangsang orang-orang untuk mengerjakan keutamaan amalan, fadhâilul a’mâl.

Dan dalam kesempatan akan datang akan kami sebutkan data-data dan nama lain yang terlibat dalam pemalsuan hadis atas nama Nabi saw.

(Bersambung)

________________________

[1] Fath Al Bâri,1/161.

[2] An Nawawi, Taqrîb ,1/282-283.

[3] Tahdzib at Tahdzib,2/227 dan Khulashah at Tahdzib:63.

[4] Tarikh Baghdad,14/52, Mizân al I’tidâl,3/265, Nashbu ar Râyah,1/102, al Laâli al Mashnû’ah,2/3 dan Majma’ az Zawâid,10/10.

[5] Mizân al I’tidâl,3/11, Tadzkiratul Mawdhû’at:36,71,104 dan105, Tahdzib at Tahdzib,9/14 dan al Laâli al Mashnû’ah,2/92 dan 100.

[6] Kitab ini telah diterbitkan oleh Dâr al Kotob al Ilmiah-Beirut.

[7] Lisân al Mizan,6/64.

[8] Tarikh Baghdad,8/63, Thabqât al Huffâdz,3/112, Mizan al I;tidal,3/187 dan al Laâli al Mashnû’ah,2/47.

[9] Mizan al I;tidal,3/104, al Laâli al Mashnû’ah,2/34,1347 dan 200..

Tidak ada komentar: