Para pecinta dan pembela kaum munafikin selalu berusaha dengan berbagai cara dan upaya -walau sia-sia- bahwa Nabi saw. telah memuji dan mengungkap keutamaan dan fadhâil tokoh-tokoh kemunafikan. Persis apa yang dilakukan pengelolah blog haulasyiah… Setiap kali menyaksikan hadis keutamaan Ali dan Ahlulbait as. bergegas mencacatnya, dengan membuat seribu satu alasan, ia akan terbang kegiraang dengan menemukan komentar miring seorang muhaddis tentang hadis tersebut, walaupun harus mengabaikan keterangan para muhaddis lain. pencacatan, jarh yang mubhan sekalipun akan ia telah dan tidak pernah mau menelitinya kembali. Sebailiknya apabila ia menemukan sebuah hadis yang menyebut-nyebut keburukan kaum munafikin atau orang-orang yang mereka kagumi, ia bergegas membelanya walaupun dengan hanya komentar seorang muhaddis “miring”, menakwilkannya, memutar-balikkan pemaknaannya dll.
Bukanlah hal yang perlu dirisaukan apakah apa yang ia lakukan harus melecehkan kemuliaan Nabi Muhammad saw. dan mencoreng keagungannya… Yang penting baginya Si Munafik itu harus diselamatkan!
Inilah persis dilakukan pengelolah blog haulasyaih… ia ngotot dan bersusah-susah mengatakan bahwa hadis: “Semoga Allah tidak mengenyangakan perutnya (Mu’awiyah).” adalah shahih dan ia adalah doa kebaikan Nabi saw. untuk Mu’awiyah!
Dengan formulasi ramuan sebagai berikut:
Nabi saw. telah meminta kepada Allah SWT bahwa doa keburukan yang beliau panjatkan untuk orang-orang tertentu yang ternyata tidak layak menjadi alamat doa itu agar Allah jadikan sebagai penyucian, rahmat dan kebaikan baginya + Mu’awiyah tidak berhak mendapat doa itu, Jadi doa itu adalah doa kebaikan bagi Mu’awiyah. Dan itu artinya ini adalah keutamaan untuk Mu’awiyah.
Demikianlah mereka mempermainkan agama atas nama agama dengan melecehkan Nabi saw. sebagai Rasul pilihan Allah SWT!
Dalam kesempatan ini saya hanya mengajak para pembaca untuk merenungkkan kembali keterangan dan penegasan para ulama yang kami tulis pada: Ibnu Rahawaih: Tidak Sahih Satupun Dari Hadis Keutamaan Mu’awiyah.
Jadi jika para ulama telah menegaskan tidak ada hadis shahih tentang keutamaan Mu’awiyah yang pernah disabdakan mulut suci Rasulullah saw., mengapa masih ada pihak-pihak yang ngotot mengatakan sebaliknya!
Bukti Lain:
Selain itu, pada peristiwa keji yang dialami Imam an Nasa’i adalah sebuah butki nyata kesalahan dan kesesatan usaha dan kesimpulan Front Pembela Kaum Munafik (FPKM) pada apa yaang mereka simpulkan.
Ikuti lapora peristiwa kriminal para pemuja kesesatan atas Imam pembela as Sunnah; Imam an Nasa’i.
Para ulama melaporkan bahwa ketika Imam Nasa’i; Ahmad ibn Syu’aib berkunjung ke kota Damaskus ia menyaksikan bahwa penduduknya tenggelam dalam kecintaan kepada bani Umayyah, khususnya Mu’awiyah dan sangat membenci Ali dan Ahlulbait Nabi as., maka merasa bertanggung jawab untuk menyebarkan kebenaran, beliau menulis kitab Khashaish dan membacakannya secara umum di Masjid Jami’. Masyarakat di sana tidak terima, mereka memaksa Imam Nasa’i agar meriwayatkan juga hadis keutamaan Mu’awiyah. Beliau menjawab, “Tidak cukupkah Mu’awiyah tidak disebut-sebut, mengapa ia harus diberi keutamaan?!”
Dalam riwayat lain Imam Nasa’i menjawab, “Aku tidak mengetahui bahwa ia punya keutamaan, kecuali hadis yang mengatakan, ‘Semoga Allah tidak membuatnya kenyang.’” Mendengar jawaban itu, spontan para pemuja setan itu menyerangnya, menginjak-nginjak kemaluannya dan menendang-nendangnya. Setelahnya, beliau dibawa keluar dari masjid dalam keadaan cedera parah dan dilarikan keluar Damaskus, sesampainya di kota Ramalah-Paletina, beliau wafat pada hari senin tanggal 13 Shafar tahun 303 H.[1]
Semoga Allah Merahmati beliau.
Abu Bakar Muhammad ibn Musa ibn Ya’qub ibn Al Ma’mun Al Hasyimi berkata, “Aku mendengar banyak kalangan mengecam Nasa’i karena ia mengarang kitab Khashaish Ali ibn Abi Thalib ra. dan tidak mengarang kitab tentang keutamaan Abu Bakar, Umar dan Utsman ra., lalu aku sampaikan kepada beliau hal itu. Beliau menjawab, “Kami masuk ke kota Damaskus sementara penduduknya banyak yang menyimpang dari Ali, lalu aku mengarang buku itu dengan harapan mereka mendapat hidayah Allah…” Beliau, kata Abu Bakar, pernah ditanya, ”Mengapa Anda tidak meriwayatkan keutamaan Mu’awiyah?” Maka beliau menjawab, “Apa yang akan aku riwayatkan? Apa hadis ‘Semoga Alah tidak membuat perutnya kenyang.”! Setelahnya An Nasa’i diam dan si penegur pun bungkam.
Oleh sebab itu, Imam Nasa’i juga tidak selamat dari tuduhan sebagai Syi’ah, seperti yang dituduhkan Ibnu Taimiyah, ia berkata, “Dan kesyi’ahah sebagian ulama seperti Nasa’i, Ibnu Abdil Barr dan semisalnya tidak sampai batas mengutamakan Ali di atas Abu Bakar dan Umar. Dan faham seperti itu (mengutamakan Ali di atas Abu Bakar dan Umar) tidak terdapat pada seorang pun dari ahli hadis(?).”[2]
Imam Nasa’i, dituduh Syi’ah (seperti ulama lainnya) karena dua alasan; pertama, ia mengarang kitab Khashaish dan kedua, karena ia dianggap merendahkan Mu’awiyah. Demikian dikatakan Abu Ishaq Al Hawaini.
Di sini Anda dapat bayangkan situasi dan mentalitas masyarakat Muslim yang sudah kerasukan gila cinta bani Umayyah dan anti pati kepada keluarga suci Nabi saw… Sampai-sampai ulama besar dan Imam agung ahli hadis seperti Imam Nasa’i sekalipun tidak selamat dari kebiadaban sikap arogansi mereka.
Sikap yang sama sekarang tanpak pada sebagian kaum yang memuja-muja dan menshahihkan hadis-hadis palsu keutamaan Mu’awiyah dan selalu ngotot mendha’ifkan hadis-hadis shahih keutamaan Imam Ali as.
Mereka Memalsu Atas Nabi Nabi Suci Muhammad saw.
Dan demi membela si gembong kaum munafik, para pemalsu membuat-buat hadis atas nama Nabi saw. bahwa beliau bersabda:
اللَّهُمَّ فَأَيُّما مُؤْمِنٍ سَبَبْتُهُ فَاجْعَلْهُ لَهُ قُرْبَةً إليكَ يومَ القيامَةِ.
“Ya Allah, siapapun dari kaum mukmin yang aku caci maki dia maka jadikan caci makian itu untuknya sebagai qurbah (kebaikan yang mendekatkan) kepada-Mu kelak di hari kiamat.”
Sekali lagi, demi mebela Mu’awiyah kini mereka melecehkan Nabi Muhammad saw… mereka berkata, “Bahwa yang dimaksud dengannya adalah orang yang dicaci-maki atau dilaknat atau disakiti atau dicambuk itu adalah orang yang sebenarnya tidak berhak mendapatkan perlakuan buruk tersebut dari Nabi saw.. Karena beliau adalah manusia biasa, maka sebab itu hal-hal di atas tidak terelakkan lagi dari kehidupan beliau seperti juga orang-orang lain yang tak mampu menahan nafsunya dengan mencacai-maki orang yang tidak berhak ia caci-maki dan atau melaknati orang yang tidak layak dilaknati.
Dalam kitab Shahihnya, Kitab al-Birr wa al-Shilah Wa al-Aadaab (Kitab Kebajikan, Kebaikan dan Sopan Santun), Muslim menulis sebuah bab dengan judul Man La’anahu an-Nabi saw. Aw Sabbahu Aw Da’a ‘Alaihi Wa Liasa Huwa Ahlan Lidzalika Kaana Lahu Zkatan Wa Ajran Wa rahmatan (Orang yang dilaknat, dicaci maki atau dido’akan celaka/jelek oleh Nabi saw. sedangkan orang itu tidak layak (diperlakukan seperti itu maka laknatan, caci maki dan doa itu menjadi penyuci, pahala dan rahmat baginya).
Mereka berkata bahwa kebiasaan buruk mencaci, melaknat dan mendoakan sembarangan atas orang lain itu sulit ditinggalkan Nabi saw. lantara beliau juga manusia biasa!! Seorang Nabi juga manusia biasa!!
Dan untuk menilai sesat tidaknya pikiran seperti itu saya persilahkan para pembaca menilai sendiri.
Wassalam.
_________________
[1] Baca Wafayât Al A’yân; Ibnu Khallikan, tentang biodata Imam An Nasa’i, Mukaddimah Khashaish Imam Ali oleh Abu Ishaq Al Hawaini.
[2] Minhaj As Sunnah,4/99.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar